Gedung DPR RI, Rabu, 30 Januari 2008, Jam 10.00 WIB.
PESERTA
Tim Pakar:
- Prof. Dr. Sukendar Asikin, Guru Besar Geologi ITB.
- Dr.Ir. Dody Nawangsidi, Dosen Psca Sarjana ITB, bidang Pengeboran/Drilling.
- Dr.Ir. Agus Guntoro Msi, Dosen Ilmu Kebumian (geologi), Univ. Trisakti, Jakarta.
- Priyo Budi Santoro
- Syamsul Bachri
- Efendi MS Simbolon
- Marcus Silano
- Hj. Mahfusoh Ujiati
- Muhamad Najib
- Agusman Effendi
- Nizar Dahlan
- Ade Daud Iswandi Nasution
- Hasudungan Simamora
- L. Soepomo
- HBT. Achda
Prof. Sukendar Asikin:
Berdasarkan data geologi di permukaan maupun di bawah tanah, ditambah dengan kondisi tektonik dari cekungan sedimennya, peristiwa semburan lumpur yang terjadi di Porong, Sidoarjo adalah suatu gejala alam yang dapat dikategorikan sebagai ”gunung api lumpur” atau ”mud volcano” yang bersumber dari mekanisme diapirisma lapisan serpih dari formasi Kalibeng.
Dr. Doddy Nawangsidi
Tidak dipasangnya casing itu tidak menyalahi prosedur. Banyak pengeboran yang dilakukan di Indonesia maupun luar negeri juga tidak bermasalah jika casing tidak dipasang. Yang jelas, lubang terbuka akibat pengeboran dan tidak dipasang casing ini masih bisa di tolerir (masih aman).
Dipasang atau tidak nya casing itu bisa dilihat dari ”kick tolerant”-nya. Jika dianggap masih dalam batas toleran, maka casing tidak dipasang dan itu tidak menyalahi prosedur.
Dengan lubang pengeboran yang kecil, tidak mungkin lumpur sebanyak 100.000 m3/hari seperti saat ini bisa keluar dari lubang pengeboran. Lubang pengeboran setelah dites ternyata tidak ada yang pecah, dan masih bagus. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan ...
Agus Guntoro
Lumpur yang keluar di Porong perbandingannya 70% air dan 30 persen lumpur. Sedangkan suhunya mencapai 100 derajat celsiun. Pertanyaannya, dari mana sumber air yang besarnya 70% itu berasal?. Ternyata, setelah diselidiki dan diteliti secara seksama, air panas (100 derajat di atas permukaan bumi) yang keluar sebanyak 70% itu bersumber jauh pada kedalaman 6.000 meter di bawah permukaan bumi. Ini artinya, ujung lubang pengeboran masih jauh jaraknya dari sumber air tersebut.
Keluarnya air bercampur lumpur, yang berjarak 200 meter dari pengeboran BJP-1, bisa disebabkan karena rekaan yang memang sudah ada terkontraksi oleh gerak tektonik yang disebabkan oleh gempa di Yogyakarta yang waktunya hanya selang 2 hari. Rekaan yang tadinya masih tertutup menjadi terbuka akibat gerak tektonik ini.
Dikirim dari meja : GB
1 komentar:
itu pendapat para "pakar" yang pada lagi butuh uang saku....omong kosong
Posting Komentar