2/09/2008

Menuju Relokasi

Dengan berbagai ragam kehidupan sosial dan tingkat pendidikan yang mayoritas masih berkualitas rendah, Bangsa ini dihadapi oleh berbagai kemelut derita berkesinambungan sejak lengsernya Raja Nusantara yang disegani di seluruh wilayah Asia yaitu Jendral Besar Anumerta Soeharto.

Bencana demi bencana menimpa setiap jengkal Tanah di Nusantara ini, ambisi keserakahan dan budaya amuk liar mulai bermunculan disetiap sudut pijakan nusantara, Bangsa ini hanya mencari keadilan yang tidak pernah berimbang saat melihat jauh pada cita citra masa depan.

Para Pejabat telah menjadi Penjahat dan Aparat menjadi Keparat, Para Pengacara menjadi Perkasa, Penguasa menjadi Pengusaha, yang semuanya bermuara pada kepentingan sesaat, guna merelokasi kepentingan pribadi.

Tingkah polah sistem ber Pancasila mulai pudar, Persatuan Bangsa terlihat rapuh karena mulai diinjak injak sendiri oleh sebagian penduduk bumi nusantara ini. Tidak ada lagi rasa saling Gotong Royong dan mengesampingkan kaidah menghormati sesama atas dasar budi pekerti. Sila Pertama yang dijunjung tinggi telah tercoreng dengan mengatasnamakan agama sebagai tumpuan harta. Keadilan Sosial yang yang hanya bermuara atas dasar pamrih, sehingga sesama bangsa akhirnya hanya dapat saling menghujat dan menjatuhkan bangsanya sendiri.

Pada akhirnya Bumi Nusantara Murka akibat ulah manusianya , Keseimbangan Alam dirasa semakin terkikis oleh enerji puncak keserakahan manusia yang picik serta mementingkan diri untuk kebutuhan hari ini saja.

Apabila sebuah kota ditenggelamkan oleh kodrat bencana, masihkah segelintir golongan bangsa ini berpijak diatas penderitaan orang lain ? dan hanya mampu berucap liar tanpa otak karena dikendalikan oleh segelintir kepentingan orang orang tolol iman dan pikir ? Tidak satu manusiapun di bumi ini yang menginginkan suatu bencana alam akan terjadi.

Tanah jagad Nusantara ini adalah milik Negara dan dikuasai oleh Pemerintah dimanapun jengkal areanya, Jadi Apapun yang terjadi merupakan tanggung jawab bersama bangsa ini, dimana Pemerintah yang diberi mandat oleh rakyat untuk mengatur atas seluruh garis garis kehidupan berbangsa dan bernegara, dan berkomitmen akan mampu mengendalikan seluruh kesejahteraan bangsanya tanpa tebang pilih asih, tak terkecuali tanah lumpur di Sidoarjo yang menjadi ajang arena provokasi, bagi kepentingan kelompok orang tertentu dengan dilandasi thema nasional yaitu ADU DOMBA antar anak bangsa yang selanjutnya diumbar tanpa sentuhan.

Memang apes nasibmu LAPINDO....kau mencoba bertanggung jawab melebihi kemampuan alam dan keberadaan pemerintah yang mengayomi bangsa ini. Akhirnya sampai kapanpun upaya yang dilakukan Lapindo akan tetap tercela dalam isi sejarah bangsa ini.

Kalau kau bukan LAPINDO atau bukan bagian dari bangsa ini (LAPCINA), kau akan lari dari tanggung jawab meninggalkan Negara, Bangsa dan Bencana, maka korbanpun akan terkapar berkelanjutan, Pemerintahpun saat ini belum mampu melangkah menuju RELOKASI.

Berupaya untuk kebersamaan lebih mulia dari pada hanya mampu mengkritisi alias OMDO kayak anggota parlemen aja dee luh ..........!

Penikmat Kebersamaan : TS,HW,GS,WD - Bandung 1979 - 3000



Tidak ada komentar: